ada bulan di bibirmu
mendesahkan mantra bak luh-luh penuh cahaya
sesekali lompat menembusi riak rinai
bayangnya pecah
di tirai jendela
ada bulan di bibirmu
sinarnya meniti malam secepat konstanta C
stag membasah di ramai rerintik
di riang percik hujan
di luar kamarku
ada bulan di bibirmu
rona putihnya seberangi kabut
dan selimut kegelapan yang ia musuhi
kuselipkan di antara ragu dalam dada
tepat di balik kemejaku
ada bulan di bibirmu
setelarik senyum yang mengantarku
tadi sore
ketika hendak kukayuh sepeda
pulang ke rumahku
No comments:
Post a Comment