Sunday, September 13, 2009

musik

“Mengapa bersedih, wahai Roh Musik? Janganlah kau bawa kami dalam senandung kepiluanmu. Betapa kami tergugah mendengar rintihanmu. Kau tidak sendiri, wahai Kawan. Kau tidak sendiri. Kami menangis bersamamu. Dan kami ingin mendengar apa yang sepantasnya engkau sampaikan.”

Lalu menjawablah Roh Musik, “Mereka para penghuni kuil Tuhan, mengapa mereka mengharamkan musik? Apa yang mereka tahu tentang musik? Padahal Tuhan menurunkan rohku ke hati alam semesta untuk menggenapkan langkah-Nya. Dan bukankah Tuhan akan menghancurkan bumi ini dengan tiga nada seruling!?

Jikalau engkau tahu bagaimana kisah aku diciptakan, maka betapa engkau akan semakin mengetahui bahwa musik adalah salah satu jemari utama yang membentuk perihal prinsip hidup di alam semesta.

Dengarlah! Tuhan mengajari manusia tentang Kesucian dengan alunan melodi yang datang dari taman-taman surgawi. Tuhan mengajari manusia tentang Keagungan dengan harmoni yang disenandungkan sepenuh keseimbangan alam. Tuhan mengajari manusia tentang angka dan bilangan dengan tangga nada, birama, dan tempo dalam penciptaan alam semesta. Maka dari itu dendangkanlah syair-syairmu dengan iringan musik! Ambillah apa yang kau inginkan dari musik. Karena apa yang ada di dalam musik adalah bagian dari surga!

Aduhai jangan melarangku. Jangan menyalahkanku. Jangan menuduhku. Jangan berkata apa-apa tentang musik. Jangan melemparkan sebuah sangkaan terhadapku bila bukan hatimu yang melakukannya. Aku bukanlah anak kecil yang patuh. Aku bekerja dengan hukum-hukum suci yang telah terkandung bersama alam. Dan tanyakan pula dalam hatimu, bagaimana jikalau musik tak pernah ada di dunia? Sungguh terasa hambarlah kehidupan ini tanpa Kasih Sayang Tuhan.

Musik adalah firman-Nya yang pertama. Dan alam semesta bagaikan sekelompok musik abadi senandung tasbih suci kepada Tuhan. Musik adalah air mata kerinduan Tuhan. Dan pena yang megalirkan tintanya menari di atas lembaran alam dengan iringan nada-nada.

Dan setiap saat musik menjelma sebagai sebuah pengajaran tentang makna-makna kebenaran. Maka dari itu dengarlah riwayat! Bahwa roh para nabi telah direndam dalam kolam nada-nada kebenaran hingga mereka begitu mencintai Tuhan. Bahkan ketika jemari lincah di langit mendendangkan harpanya, maka turunlah ke dunia yaitu sebuah nada abadi dalam jelmaan seorang rasul suci yang akan menyelimuti telinga manusia agar mereka mendengarkan petikan-petikan agung yang dimainkan di atas dawai-dawai halus nan tak berujung.

Lantas apakah engkau mengira bahwa musik itu hanyalah sebuah ilusi? Seorang gadis lebih tahu daripada dirimu bahwa manusia adalah lagu dan Tuhan adalah penyanyi-Nya. Maka tak akan ada gema jikalau tak ada genta!

Dengarlah para pecinta yang bermusik sepanjang malam di depan rumah kekasihnya untuk merayu. Musik adalah suara tulus yang mampu menceritakan kisah yang berasal dari lorong-lorong dan sudut hati anak manusia. Musik bercerita tentang bagaimana dia diciptakan ketika pertama kali dawai dipetik. Dan ketika simfoni sudah beranjak ke puncak keriangan dalam beberapa nada utama, saat itulah jiwa menggelora, keluar dan menanyakan tentang dirinya dengan seribu bahasa. Manusia boleh manganggapnya keterlenaan, tapi jiwa menganggapnya kesadaran.

Pada masa penyempurnaan tubuh manusia pada saat penciptaannya, Tuhan menyertakan para malaikat pemusik untuk menyelimuti tubuh Adam dengan nada-nada alam hinggalah ia halus dan lembut bila disentuh. Dengan musik manusia ditumbuhkan. Dengan musik manusia dijaga. Dengan musik manusia diajarkan tentang hukum alam. Dengan musik manusia ditanamkan moral. Dan dengan musik manusia bertapa dan menyepi.

Di dalam musik ada penghiburan Tuhan. Kasih sayang-Nya terkadang datang dengan musik yang menyentuh dasar hati dan mengangkat imajinasi. Musik adalah bagian dari diri Tuhan yang paling sederhana. Musik mengajarkan kita bagaimana untuk mencinta. Musik pun akan membimbing kita untuk menyenandungkan himne-himne kasih sayang. Di dalam musik kita abadi. Di dalam musik kita berguna. Di dalam musik kita bahagia.

Pelepasan yang dilakukan manusia belumlah sempurna jikalau musik belum menjadi latarnya. Musik adalah tentara-tentara agung yang berperang melawan keganasan hukum rimba dengan cara yang damai.

Musik adalah simbol utama dari kebangkitan! Musik membangkitkan mereka yang telah mati dalam ingatan kita. Seperti bila Tuhan menyuruh pelayan-Nya untuk meniupkan seruling itu, yang mati akan bangkit lagi dalam ingatan Tuhan. Dan kenangan Tuhan itulah yang akan mengatur alam semesta kembali setelah kehancuran.

Dengan keheningan jiwamu engkau boleh melayang, tapi apakah kau sanggup melakukannya tanpa musik? Bahkan keheningan pun adalah sebuah musik. Ya! Keheningan adalah musik yang paling sempurna.

Musik yang indah telah membuat kelopak bunga mekar di taman, meranumkan buah-buahan di kebun, dan menyuburkan pepohonan di hutan. Bila engkau bertanya padaku, musik apakah yang semacam itu? Maka akan kujawab: itu adalah musik-musik yang menghidupkan para peri-peri yang bertugas untuk mengantar perjalanan serbuk sari di udara berhembus. Musik-musik yang menjadi rahasia hati Sang Angin; yang nada-nadanya adalah uap embun; yang sajak-sajak nadanya hanya dapat dituliskan di kulit makhluk hidup; ialah yang menjadi rahasia dari penyatuan roh para pecinta yang saling berjauhan tempat.

Jikalau engkau punya musuh, lantas bagaimanakah caramu mengalahkannya? Musik adalah jawabannya. Musik dapat mengalahkan siapa saja. Bila engkau memperdengarkan mereka musik yang mereka benci, maka engkau dapat mengambil keuntungan daripada itu. Dan bila engkau memperdengarkan mereka musik yang mereka cintai, maka engkau pun dapat mengambil keuntungan daripada itu. Kukatakan kepadamu: ‘Musik telah menjadi strategi perang sejak dulu. Sejak kehidupan bumi masih berupa sel yang terkecil, musik mengiringi denyut kehidupan dan langkah tarian mereka. Dan kini musik merupakan sebuah tangan tak terlihat yang menggenggam semangat kaum muda. Mereka yang menginginkan kejayaan haruslah mempertimbangkan musik untuk dijadikan sebuah tiang yang akan ditancapkan pada kota yang telah ditaklukkan.”

Dalam tarian para pecinta, mereka menjadikan musik untuk mengiringi mereka berputar-putar memusingi sebuah lingkaran dalam imajinasi para penari. Dan semakin mereka menyatu dengan musik itu, imajinasi itu, langkah penari itu, dan tetapan masa musik itu, semakin mereka dekat dengan Tuhan.

Di dalam musik terdapat bahasa Tuhan. Ayat-ayat Tuhan tidak hanya terdapat dalam kitab suci, tapi juga dalam bentuk bebunyian. Hanya hati yang terberkatilah yang dapat mengetahuinya. Bahkan yang tuli pun dapat mendengarnya!

Jikalau engkau pulang nanti dari tempat ini, katakan pada mereka bahwa masa depan dunia tidak terdapat pada apa yang dikandung bumi ataukah apa yang dapat disentuh, tapi masa depan dunia adalah musik! Musik akan membuat yang miskin menjadi giat berusaha sehingga mereka melupakan penderitaan mereka. Dan musik akan membuat hati yang kaya menjadi lembut hingga mereka sudi berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Musik adalah hukum keseimbangan alam!

Setiap manusia memiliki kesempatan satu kali untuk meniupkan seruling perak mereka pada siapa saja. Engkau, Sang Penyair, memiliki ribuan seruling, tapi seruling perak yang satu itu tak pernah sekali pun kau tiupkan. Aku tahu bahwa seruling itu akan kau tiupkan ketika engkau berhenti bersyair; tapi apakah mungkin penyair sepertimu dapat berhenti? Akankah kau meniupnya di depan Tuhan?”

Maka terberkatilah mereka yang bermusik tidak untuk mengangkat namanya dari kursi berdebu tapi untuk menyenangkan telinga Tuhan! Mereka telah menjadi pesuruh Tuhan tanpa mereka tahu.

No comments: